SUKA DUKA TINGGAL DI PONDOK PESANTREN
Sedikit bercerita tenteang pengalamanku tinggal dipondok pesantren, tepatnya dipondok pesantren Nur Arwani Buntet Cirebon. Aku tinggal dipondok pesantren selama 3 tahun, dari awal masuk Aliyah (SMA) hingga lulus.
Awalnya aku merasa sedih karena harus jauh dari keluarga dan tentunya keluar dari zona nyaman fasilitas yg ada dirumah. Semua fasilitas yg aku butuhkan dirumah sudah di sediakan orang tua, dari mulai tv, kipas angin, handphone, dll. Dan pada saat itu aku harus meninggalkan semua fasilitas dan kenyamanan yg ada di rumah.
Awal masuk pondok aku belum mempunyai teman, dan akhirnya akupun berkenalan dengan teman seangkatanku dan yg lainnya. Aku belum terbiasa dengan kehidupan dipondok, seperti mandi harus ngantri dulu, lauk makan bisa dibilang kurang enak, kegiatan pondok yg padat dari mulai bangun setengah 4 dan harus ngaji pagi, sekolah sampai jam setengah 3, dan setelah sholat asar ada kegiatan ngaji dirosah (madin), kemudian setelah magrib ngaji al qur'an, istirahat dari jam 8 sampai jam 9 dan selanjutnya ada kegiatan-kegiatan lainnya dari jam 9 sampai jam 10 terkadang sampai jam 11. Tak jarang aku selalu ingat rumahku, dan sangat ingin sekali pulang ke rumah.
Setelah beberapa bulan, akupun terbiasa dengan kehidupan pondok. Aku mulai tau sifat dan karakter teman-temanku dipondok, sifat baik maupun buruk. Tidak jarang aku bermasalah dengan temanku, terlebih dengan teman sekamarku, masalah akan selalu ada dalaam kehidupan. Aku harus bisa melaluinya, aku harus bisa menyelesaikan masalah yg ada.
Dipondok juga tidak hanya cerita duka yg aku alami, aku jugaa mengalami dimana aku sangat nyaman berada dipondok. Karna kebersamaan itu yg membuatku nyaman, seperti mengerjakan tugas sekolah bersama, makan bersama, bercanda bersama, sampai tidurpun bersama dan masih banyaak lagi. Itu semua yg aku rindukan setelah aku lulus dan tidak lagi tinggal pondok, dan rindunya melebihi rindu rumah pada saat awal aku masuk pondok, dan aku ingin mengulangnya kembali. Masih banyak pengaalamanku dipondok dan semua itu aku rindukan.
Intinya kehidupan dipondok itu ada suka dan duka, Suka tidak suka, sanggup tidak sanggup kita harus bisa menjalaninya, kita harus ingat tujuan awal kita mondok itu apa, tentunya untuk menimba ilmu agama yg lebih baik lagi, dan setelah lulus harapan kita bisa mengamalkanya, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.